Cerita Manis Sebelum Habis Dikecap

Cerita Manis 
Sebelum Habis Dikecap


Sekolah, tempat ternyaman ketiga setelah kamar dan rumah. Tempat yang berteman dengan para ramai dan kadang kala menyimpan kedamaian. Tempat yang memiliki banyak serangga kecil termasuk semut merah yang marah ketika diduduki oleh kalian sepasang kekasih tanpa bertanya. Daun yang gugur adalah pertanda ada senyum yang tak lagi melengkung dan ada waktu yang berakhir dengan atau tanpa adanya pertemuan. Aku selalu melewati pohon jambu yang teduh ini sebelumnya tanpa meninggalkan sepenggal kenangan.
Kata orang, malu itu selalu mendatangkan kebaikan, sebab rasa dan sebab  cinta yang agung dari sanalah ia tercipta. Saat malu membuat bulu kuduk saling berbisik, degupan jantung yang sudah tak teralihkan, dan dengan mulut yang bungkam namun berkhayal segala hal telah diungkapkan dari sebatang tubuh yang tetap diam meski dipenuhi suara yang lantang suatu ketika. Siapa aku? Seseorang yang tak mampu berdiri tegak di dalam tubuh yang aku diami selama bertahun-tahun dalam keadaan tak tenang membawa gesture dan gerakan-gerakan tak berarti hanya untuk memandang seraut wajah yang baru dan asing. Senyum dan wajahnya, jelas dia bukan aku namun memancarkan keakuan, dan di kedalaman matanya aku menemukan diriku yang bening dengan sebuah rasa.
Sebelum ini, aku adalah orang yang mencintai diri sendiri di atas orang lain, menginginkan kebahagiaan di atas kebahagiaan orang lain. Namun melihatnya dan mendapatkan kehadirannya yang tak biasa, aku ingin belajar, belajar cara membagi cinta seutuhnya dengan penuh ketulusan hati.


Komentar

Postingan Populer